Breaking News

Mengenal OSO, Crazy Rich Kalimantan Barat

Oleh : Rosadi Jamani Ketua Satupena Kalbar

PONTIANAK // Monitor86.com

Crazy rich dari Kalsel (Haji Isam), Kalsel (Haji Rasyid) sudah saya kenalkan. Sekarang, giliran dari daerah saya sendiri, Kalbar. Sebelum Haji Isam dan Rasyid jadi super kaya sekarang, crazy rich dari Bumi Khatulistiwa ini sudah sangat gila kayanya dari dulu. Siapkan kopi tanpa gulanya, karena sosok orang super kaya layak untuk diteladani.

Oesman Sapta Odang alias OSO, bukanlah manusia biasa. Ia adalah semacam legenda urban yang kebetulan nyata. Lahir di Sukadana, Kayong Utara, Kalbar, pada 18 Agustus 1950, OSO menolak menjadi angka statistik dari kampung yang sepi. Ia memilih menjadi babak baru sejarah. Anak dari Odang (asal Palopo) dan Asnah Hamid (asal Solok) ini tidak tumbuh untuk sekadar lulus SD lalu merantau. Ia tumbuh untuk menciptakan ekosistem bisnis, politik, pendidikan, hingga spiritualitas. Semua sektor ia garap. OSO bukan hanya menanam pohon di ladangnya, tapi juga menanam harapan di kepala rakyat, dan cuan di rekeningnya.

Ia bukan lahir dari pabrik miliarder seperti banyak konglomerat karbitan. OSO adalah hasil fermentasi alami dari kerja keras, nekat, keberanian mengambil risiko, dan barang kali juga sedikit intuisi kosmis. Ia membangun OSO Group, yang hari ini menjadi gurita bisnis yang seolah-olah dirancang oleh Thanos, dieksekusi oleh Tony Stark, dan dimodali oleh Bruce Wayne. Perusahaan ini punya cabang di mana-mana: percetakan, air mineral, pertambangan, properti, perhotelan, keuangan, komunikasi, transportasi, perkebunan, perikanan, sektor-sektor yang kalau dikumpulkan dalam satu katalog, bisa jadi daftar isi buku ekonomi makro.

Ia bahkan pernah menjadi Komisaris Lion Air, karena menguasai darat saja tidak cukup, OSO juga harus terbang. Pada 2012, ia dengan gaya penuh kharisma menunjuk Tanri Abeng, satu-satunya manusia Indonesia yang pernah dijuluki "manajer satu miliar rupiah", sebagai CEO OSO Group. Sebuah langkah bisnis yang bisa membuat investor mana pun bergetar antara kagum dan minder.

Namun, menjadi konglomerat ternyata tidak cukup bagi OSO. Ia ingin lebih. Ia ingin menggenggam nasib bangsa dari dalam sistem. Maka ia masuk politik dan langsung main di liga utama. Wakil Ketua MPR dua kali (1999–2004 dan 2014–2019), Ketua DPD RI (2017–2019), dan bahkan Ketua Umum Partai Hanura (sekarang). 

Tapi drama ini belum selesai. OSO juga membangun Masjid Agung Oesman Al-Khair di kampung halamannya, Sukadana, Kayong Utara. Tanahnya diwakafkan, dan uang sebesar Rp11 miliar ia gelontorkan untuk membangun masjid megah bergaya Timur Tengah yang bisa menampung 3.000 jamaah. Bahkan Presiden Joko Widodo sendiri yang meresmikannya pada 2016, bersamaan dengan acara Sail Karimata. Bukan hanya masjid, OSO juga jadi Ketua Panitia Pembangunan Masjid Raya Mujahidin Pontianak, masjid terbesar di Kalbar. Masjid, wak! Tempat ibadah! Dibangun oleh konglomerat yang masih sempat sujud syukur di tengah jadwal rapat direksi.

Apakah berhenti di situ? Tentu tidak. OSO bahkan mendirikan kampus. Iya, Universitas OSO. Resmi berdiri pada 15 Agustus 2020, berada di bawah Yayasan Pendidikan OSO, dipimpin oleh Prof Dr Chairil Effendy MS. Sebuah langkah strategis dan sangat OSO. Sekalian pakai namanya, biar anak cucu tahu siapa yang berjasa ketika mereka wisuda sambil selfie.

Menurut data resmi LHKPN, kekayaan OSO saat menjabat sebagai Wakil Ketua MPR dan Anggota DPD mencapai Rp335,58 miliar dan USD 376.500. Itu di LHKPN, realitasnya perkiraan saya puluhan triliun. Tapi mari kita jujur, itu hanya harta yang dicatat. Harta sejati OSO adalah pengaruh, jaringan, reputasi, dan kemampuan luar biasa untuk tetap terlihat sederhana meskipun bisa membeli separuh kota.

OSO bukan sekadar pengusaha. Ia adalah pelajaran hidup. Ia adalah paragraf panjang dalam buku biografi nasional yang ditulis dengan tinta emas dan aksen Kalimantan. Ia adalah inspirasi bagi siapa pun yang percaya bahwa hidup ini bukan untuk dilalui, tapi untuk dikuasai. Kalau nuan belum juga sukses, mungkin ente belum cukup OSO.

Publisher : Timtas M-86#camanewak

Type and hit Enter to search

Close