KEDIRI // Monitor86 com
Remaja asal Kelurahan Jamsaten Kota Kediri ini juga mengutarakan, kelak bercita-cita akan menjadi santriwati Pondok yang ia impikan, bahkan juga telah mendapat persetujuan dari salah satu orang tuanya.
“Ingin mondok karena merupakan harapan dari ayah saya,” ungkapnya.
Terpisah, Pengasuh Ponpes PPTQ Al Maksum, Izzat Sya’roni, menyampaikan, Program ini bertujuan untuk memahami agama Islam di kalangan generasi muda dengan memberikan materi yang lebih detail dan komprehensif. Meliputi belajar shalat, berwudhu, membaca Al-Qur’an, mempelajari fiqh dan aqidah akhlak, kemudian para santri kilat dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sekaligus, juga kegiatan santri kilat bertujuan sebagai upaya untuk membentuk karakter islami pada generasi muda khususnya pada momen libur sekolah.
“Kita mengadakan Pesantren kilat bertepatan dengan libur sekolah. Bertujuan supaya anak-anak belajar ilmu agama dengan maksimal tentang akhlak, etika, dan beragama di tengah masyarakat,” ucapnya.
Ulama muda karismatik Kediri yang populer disapa Gus Izzat ini mengatakan, materi yang diajarkan meliputi fiqih, akidah akhlak kepada generasi muda, dengan harapan agar generasi muda ini terhindar dari pengaruh negatif, agar terhindar dari pengaruh buruk yang dapat merusak moral dan akhlak.
Materi yang diajarkan pada program santri kilat juga telah disesuaikan dengan usia para santri. Metode pembelajarannya juga berpedoman pada Kitab Kuning agar kesuciannya tetap terjaga dan sanadnya jelas. Secara tidak langsung, santri kilat bisa mendapatkan keberkahan ilmu dari penulis kitab kuning tersebut
“Kami menggunakan kitab kuning. Kitab ini menjadi bagian dari warisan ulama terdahulu, dan telah terbukti dapat menjawab tantangan zaman,” terang Gus Izzat.
Selain mengajarkan materi dari kitab kuning, kata Gus Izzat, para ustadz dan ustadzah yang mengajar dipilih dari pondok pesantren yang memiliki sanad keilmuan yang jelas, memastikan para santri kilat mendapatkan pendidikan agama yang baik dan berkualitas. Maka PPTQ Al Maksum mendatangkan ustadz dan ustadzah langsung dari Ponpes Lirboyo dan Ponpes P3TQ Al Hidayah Kota Kediri Jawa Timur.
“Kami sangat memperhatikan kualitas pengajaran di pondok pesantren kami. Oleh karena itu, para ustadz dan ustadzah yang mengajar di sini dipilih dari pondok pesantren yang memiliki sanad keilmuan yang jelas akan sanadnya,” imbuhnya.
Lanjut Gus Izzat, program pesantren kilat yang diselenggarakan oleh PPTQ Al Maksum digelar hanya selama tiga hari yakni 21-23 Juni 2024 dengan cukup membayar pendaftaran Rp 50 ribu. Telah berhasil menarik perhatian ratusan anak usia SD dan SMP.
Antusiasme yang tinggi ini di luar prediksi panitia, menunjukkan minat besar masyarakat terhadap pendidikan agama yang intensif selama liburan sekolah.
“Sebagai pengenalan Ponpes ke Masyarakat, kegiatan ini digelar 3 hari dan telah diikuti 140 santri di luar ekspektasi kami sebelumnya, yakni sekitar 20 santri,” urai Gus Izzat.
Guz Izzat juga menambahkan, agar program pesantren kilat yang diselenggarakan dapat berkontribusi dalam memperbaiki moralitas generasi muda. Menurutnya, dengan berpegang teguh kepada ajaran agama Islam, generasi muda akan memiliki benteng pertahanan yang kuat dari pengaruh negatif, sehingga kelak mereka dapat sukses dalam berbagai bidang usaha atau meraih cita-cita mereka tanpa meninggalkan nilai-nilai agama.
“Program pesantren kilat ini bukan hanya sekedar mengisi liburan sekolah, tetapi juga sebagai upaya membentuk karakter dan moralitas anak-anak kita. Dengan pemahaman agama yang baik, mereka akan memiliki landasan yang kuat untuk menghadapi berbagai tantangan hidup dan godaan negatif,” tutupnya.
Publusher : Hariadi
Social Footer