Breaking News

Balas Dendam Rusia, Luncurkan 400 Drone Serang Ukraina

Oleh : Rosadi Jamani Ketua Satupena Kalbar

PONTIANAK // Monitor86.com

Operasi Spider Web yang diluncurkan Ukraina, menghancurkan 41 pesawat, sangat mempermalukan Rusia. Takut kehilangan muka, Rusia melakukan aksi balas dendam sangat dahsyat. Siapkan kopinya lagi, wak! Aksi balas dendam Putin cocok untuk menemani kita malam ini.

Begini aksinya, wak! Langit Ukraina, tanggal 5 hingga 6 Juni, tidak lagi milik bintang-bintang. Ia dirampas oleh 400 drone Rusia yang beterbangan seperti kawanan nyamuk metalik haus darah, diiringi 40 rudal yang melesat seperti kentut dewa Perang. Dalam tempo 24 jam, ya, satu kali matahari terbit dan tenggelam, negara seluas setengah Eropa itu diguyur badai teknologi pembinasaan, dan bukan, ini bukan trailer film Marvel. Ini adalah kenyataan perih yang disponsori langsung oleh Vladimir “Saya Tidak Main-main” Putin.

Dari Folin yang terdengar seperti merek parfum, hingga Kamelnitski yang kedengaran seperti alat pembersih vakum, tak satu pun wilayah Ukraina yang tak kecipratan kehangatan cinta dari langit Rusia. Moskow, seperti suami pendendam dalam sinetron Turki, menyusun daftar balas dendam rapi,  90 lokasi menjadi altar pengorbanan, mulai dari biro desain senjata, bengkel drone, hanggar logam, hingga tempat latihan pilot masa depan yang kini mungkin justru jadi saksi sejarah kehancuran.

Semua ini berawal dari sebuah operasi Ukraina bernama Spider Web, sebuah nama yang terdengar seperti klub sepak bola divisi dua atau judul album band indie Belarus. Pada 1 Juni, Ukraina secara ajaib, sebagaimana ninja dalam film Naruto, menyusupkan drone ke dalam wilayah Rusia dan sukses menghajar lima pangkalan pembom strategis. Tidak tanggung-tanggung: A-50, TU-95 yang bisa bawa nuklir, hingga TU-22 yang lincah macam cicak mabuk, jadi korban. Klaim dari Kiev menyebut 41 pesawat pembom nyungsep dalam kehormatan. Dunia mencengir. Moskow mendidih. Amerika bahkan, dalam dunia paralel fiktif absurd ini, menyebut bahwa Trump bicara langsung ke Putin, mungkin dengan gaya “Listen Vlad, don’t be too angry, ok?”

Putin tidak main-main. Tanggal 5 malam hingga 6 pagi, Rusia menggelar pertunjukan kebesaran yang membuat Thor terlihat seperti petugas kebersihan. Ada 406 dari 452 proyektil berhasil dicegat Ukraina, dengan teknologi pertahanan udara yang bekerja seperti mahasiswa skripsi, maksimal, tapi tetap ada yang lolos. Angka intersepsi 90% itu seperti mencoba menangkis hujan dengan raket nyamuk, sukses besar tapi tetap basah kuyup. Artinya, 10% dari rudal dan drone itu tetap menghantam target. Itu setara dengan puluhan ledakan dan kerusakan setara kiamat kecil, dan warga Kiev pun menyaksikan jendela rumah mereka terbang tanpa sayap, hanggar meledak seperti meriam karbit, dan sirene meraung sepanjang malam seperti mantan yang tak move on.

Presiden Zelensky tampil di televisi seperti pahlawan anime dengan luka di pipi dan tekad di dada, menuduh Rusia sengaja menyasar kehidupan sipil. “Mereka tidak berubah,” katanya, seolah berbicara tentang mantan kekasih yang masih suka balikan tapi tetap selingkuh. Wilayah barat, timur, utara, hingga jantung Ukraina digebuk dengan semangat total. Bahkan wilayah seperti Ternopil dan Chernihiv, yang sebelumnya setenang desa liburan, kini mencicipi rasa teror kelas atas.

Tapi kita tahu, perang ini bukan sekadar soal drone, rudal, dan nyawa. Ini soal harga diri nasional yang dijadikan mainan catur oleh dewa-dewa geopolitik dunia. Rusia tak sudi dipojokkan oleh “anak kecil” Ukraina. Ukraina menolak tunduk pada bapak kos tua di timur. Di balik semua ini, entah siapa yang tertawa, apakah para pembuat senjata, para broker minyak, atau mungkin alien dari Zeta Reticuli yang sedang bikin dokumenter.

Dalam perang modern ini, logika dan belas kasihan ditinggalkan di laci paling bawah. Tinggal drone, rudal, ego, dan konspirasi global yang entah mengapa selalu membuat rakyat sipil jadi collateral damage. Mungkin, suatu hari nanti, sejarah akan mencatat semua ini bukan sebagai perang, tapi sebagai kompetisi absurd “Siapa Paling Gila di Planet Bumi.”

Publisher : Timtas M-86#camanewak

Type and hit Enter to search

Close