Breaking News

Mengenal Rudal Hipersonik Fattah-1 Iran yang Menembus Iron Dome Israel

PONTIANAK // Monitor86 com

Cerita perang lagi, ya. Perang sungguhan antara Israel vs Iran. Kali ini saya mau mengenalkan rudal hipersonik Fattah-1 Iran yang membuat Benyamin Netanyahu "kabur" ke Yunani. Silakan simak narasinya sambil seruput kopi tanpa gula, wak!

Dunia kembali tercengang. Bukan karena selebgram naik haji sambil endorse travel, tapi karena sebuah benda panjang, ramping, dan sangat cepat bernama Fattah-1 telah diluncurkan dari bumi Persia dan menghantam jantung Haifa seperti karma bersayap. Rudal hipersonik ini bukan sekadar roket biasa. Ia adalah surat cinta Iran kepada Israel, berisi 450 kilogram hulu ledak, kecepatan Mach 15, dan niat serius untuk merusak infrastruktur serta harga diri sekaligus.

Iran menyebutnya Fattah yang dalam bahasa Arab artinya “Sang Pembuka.” Tentu saja, ini bukan pembuka puasa atau pembuka seminar, tapi pembuka lubang kawah selebar lapangan bola di wilayah musuh. Rudal ini bisa melesat 18.500 kilometer per jam, artinya sebelum sampeyan selesai mengucap “Hallo rakyat Aceh,” rudal ini sudah mampir ke atmosfer, belok kiri sedikit, terus nyelonong ke kilang minyak Israel sambil melambai ke satelit-satelit milik NASA.

Iron Dome yang dulu dielu-elukan sebagai penjaga langit Israel, kini tampak seperti kasur busa menghadang kereta api. Sistem ini memang jago tangkap roket buatan tangan dari Gaza, tapi ketika berhadapan dengan Fattah-1 yang lincah, cepat, dan punya manuver ala Naruto Shippuden, ia langsung bingung, “Ini benda apa, kenapa lewatnya zigzag, dan kenapa saya tidak diberi manual book?”

Fattah-1 memiliki panjang 15 meter, diameter 1 meter, dan sistem navigasi kombinasi INS dan GPS, artinya dia tahu dengan pasti di mana dirinya, dan lebih tahu ke mana dia harus menghancurkan. Ia menggunakan dua tahap peluncuran. Tahap pertama dengan bahan bakar padat menembus langit, tahap kedua membawa kepala rudal dengan nozzle pengarah dan sirip manuver, seperti torpedo neraka yang kuliah teknik aerodinamika di Teheran.

Pada 14 dan 15 Juni 2025, dunia menyaksikan sebuah sejarah yang tidak ingin ditonton. Lebih dari 150 rudal dilepaskan Iran ke Israel, termasuk rudal-rudal hipersonik seperti Fattah-1 yang membakar kilang minyak di Haifa dan membuat beberapa pusat energi jadi puing-puing yang menyesal pernah berdiri. Bahkan ada laporan rudal hipersonik juga datang dari Yaman, dikirimkan oleh kelompok Houthi, seolah dunia ini sedang lomba lempar meteor buatan.

Sampai detik ini, Israel belum memiliki rudal hipersonik operasional. Mereka sedang ngotot riset bareng Amerika, mencoba bikin scramjet, tapi seperti biasa, riset butuh waktu, dan waktu tidak menunggu. Fattah-1 tidak mau antre. Dia datang tanpa undangan, tanpa salam, dan langsung melemparkan argumen logam kepada semua teori pertahanan modern.

Rudal hipersonik ini bukan sekadar alat perang. Ia adalah simbol zaman. Zaman di mana diplomasi gagal, nalar dikalahkan ego, dan kecepatan lebih penting dari kebenaran. Dunia tidak lagi bertanya siapa yang benar, tapi siapa yang punya rudal tercepat. Fattah-1 menjawabnya, bukan dengan pidato, tapi dengan ledakan.

Kini, kita hidup dalam era baru, ketika satu rudal bisa lebih berpengaruh dari seribu pidato di PBB. Iron Dome menangis, Fattah tertawa. Langit, untuk pertama kalinya, merasa tak aman.

Publisher : Timtas -86 #camanewak

Type and hit Enter to search

Close