Breaking News

Sikap Iran Setelah Dibom Tetap Tersenyum di Tengah Reruntuhan Uranium

Oleh : Rosadi Jamani Ketua Satupena Kalbar

PONTIANAK // Monitor86.com

Ramai bertanya, “Bang, apakah Iran sudah melancarkan serangan balik ke Israel usai dibom Amerika?” Luar biasa followers saya, selalu kepo dan ingin selalu update perang Iran vs Israel. Sebelumnya sudah infokan sikap Amerika dan Israel usai menyerang tiga fasilitas nuklir Iran. Lalu, bagaimana respon negerai para Mullah itu? Siapkan lagi kopi tanpa gulanya, karena perang ini baru saja dimulai, wak!

Pagi buta di Iran tidak lagi dihiasi suara burung camar atau cericit anak-anak sekolah yang menghafal Hafalan Al-Mulk. Tidak. Yang terdengar adalah dengungan mesin B-2 Spirit Stealth Bomber, si hantu langit buatan Amerika yang menjatuhkan “surat cinta” seberat 14 ton: GBU-57A/B Massive Ordnance Penetrator. Bom yang konon bisa menembus bunker terdalam, bahkan hati manusia yang paling keras, kecuali hati rakyat Iran, tentu saja.

Trump, dengan gaya rambut jagungnya konsisten melawan gravitasi, muncul beberapa jam setelahnya di podium seperti aktor utama film perang B-Grade, lalu berteriak kepada dunia bahwa Iran telah “completely and totally obliterated.” Hancur total. Luluh lantak. Seolah-olah Natanz kini jadi ladang gandum, Isfahan berubah jadi taman bermain, dan Fordow hanyalah kenangan dalam lembar sejarah nuklir.

Sayangnya, kenyataan lebih Persia dari propaganda. Di Fordow, anggota parlemen Iran, Manan Raeisi, berkata dengan nada tenang: “Kerusakan hanya terjadi di atas tanah. Fasilitas pengayaan bawah tanah? Masih utuh.” Seolah-olah ia sedang berbicara tentang pagar rumah yang catnya terkelupas, bukan tentang serangan militer dari adidaya global. Ini bukan bualan. Jurnalis Fars News, dengan rambut masih penuh abu ledakan, melaporkan bahwa hanya ada kebakaran singkat dan beberapa terowongan yang rusak. Sebentar. Kecil. Bisa diperbaiki oleh tukang bangunan lokal.

Iran tidak langsung balas mengebom. Mereka tidak seperti bocah tengil yang dilempar batu lalu langsung membalas dengan sepatu. Tidak. Iran bicara lewat Menteri Luar Negeri Abbas Araqchi, dengan nada dingin dan sopan, “Kami menyimpan semua opsi terbuka.” Itu bukan gertakan. Itu kode dari bangsa yang sudah ribuan tahun tahu kapan harus bicara, dan kapan harus diam sebelum melompat. Yang paham bahwa pembalasan sejati bukan datang dengan gegabah, tapi dengan perhitungan presisi dan kehormatan.

Amerika dan Israel boleh saja mengklaim kemenangan. Tapi mari lihat faktanya, reaktor masih aktif. Enrichment masih jalan. Ilmuwan-ilmuwan Iran masih bekerja di bawah tanah, memantau kadar isotop sambil menyeruput teh saffron. Bahkan Rusia, lewat Dmitry Medvedev, bilang infrastruktur nuklir Iran "masih fungsional." Jadi siapa yang sebenarnya menang?

Apa yang ingin dunia lihat dari Iran? Tunduk? Menangis? Memohon? Sayangnya dunia keliru membaca bangsa ini. Iran bukan sekadar negara. Ia peradaban. Negeri para penyair, filsuf, dan martir. Negara yang jika dibom, tidak runtuh, tapi justru berdiri lebih tegak, menatap langit yang dihujani pesawat, dan berkata dengan suara pelan: “Kami tidak takut.”

Iran bukan negara yang tinggal diam. Ia negara dengan 2.500 tahun sejarah, yang telah bertarung melawan Mongol, Salibis, Inggris, Saddam, dan kini, kembali lagi, melawan egonya Barat. Meski dihantam bom seberat 14 ton, Iran masih di sini. Reaktornya masih menyala. Ilmuwannya masih bekerja. Dunia menyaksikan dengan jantung berdebar, karena ketika Persia diam, itu bukan tanda lemah. Itu tanda badai akan datang, dengan gaya, strategi, dan puisi.

Mereka memang bukan superpower dari segi senjata, tapi mereka punya sesuatu yang lebih kuat, martabat. Martabat, sayangnya, tidak bisa dibom. Tidak bisa dibeli. Tidak bisa dihancurkan dengan drone atau propaganda.

Jika sampenyan bertanya siapa yang benar dalam kisah ini, lihatlah bukan pada siapa yang menjatuhkan bom, tapi siapa yang tetap berdiri ketika debu sudah reda. Iran dibom, tapi dunia tahu, bangsa ini tidak akan jatuh hanya karena ledakan

Publisher : Timtas M-86#Camamewak

Type and hit Enter to search

Close