Breaking News

Sudah Tiga Pesawat F-35 Israel Dijatuhkan Iran

Oleh : Rosadi Jamani Ketua Satupena Kalbar

PONTIANAK // Monitor86.com

Perang Iran vs Israel belum ada tanda-tanda berhenti. Keduanya saling klaim. Terbaru, Iran mengklaim sudah menjatuhkan atau merontokkan tiga pesawat F-35 Israel. Apakah benar demikian? Ikuti narasinya sambil seruput kopi tanpa gula, wak!

Sabtu, 14 Juni 2025. Dunia menganga, langit Iran bergetar, dan Pentagon kehabisan kata-kata. Seekor, eh, sebuah lagi, jet tempur siluman F-35 Israel terjungkal dari langit, ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Iran yang konon katanya sudah kadaluarsa, tapi diberkahi doa ibu-ibu revolusioner di Teheran. Ini bukan dongeng dari negeri Syahrazad. Ini fakta berselimut absurditas.

Jet F-35, mahakarya kebanggaan Amerika Serikat, seharga 80 juta dolar per unit (belum termasuk garansi dan perawatan AC kabin), dikenal sebagai hantu udara. Tak terlihat radar, tak terdengar telinga manusia, dan tak tersentuh rudal biasa. Tapi rupanya, hantu juga bisa kesandung meja. Jet ini, jet ketiga Israel yang hilang dalam seminggu, ditembak jatuh oleh Iran, negara yang lebih sering disebut sebagai ancaman oleh CNN dari dihargai di forum teknologi penerbangan.

Pilotnya selamat, ya, melontar diri dengan gaya dramatis seperti di film Top Gun. Tapi sial bagi sang pilot, dia mendarat di Iran bagian barat. Tidak di oasis yang ramah, tapi di halaman belakang pos militer IRGC. Bayangkan keluar dari jet meledak, lalu mendarat di tengah parade militer. Sungguh ironi yang disponsori oleh karma geopolitik.

Sampai hari itu, Iran sudah sukses menjatuhkan tiga F-35. Tiga, wak! Bukan satu, bukan dua, tapi tiga! Jika ini kompetisi memancing jet tempur, Iran sudah sah jadi juara dunia. Dari tiga pilot, satu dikabarkan wafat, dengan hormat militer dan mungkin sedikit panik di Kementerian Pertahanan Israel. Satu lagi sedang ditahan dan diberi makan kebab sambil diinterogasi. Yang terbaru, ya itu tadi, sedang diajari cara membaca peta Iran oleh tentara lokal.

Kejadian ini terjadi di tengah gelombang serangan Israel ke Iran sejak Jumat dini hari. Rudal-rudal beterbangan seperti kembang api tahun baru, tapi dengan konsekuensi yang jauh lebih tragis. Puluhan orang tewas, termasuk warga sipil, yang lagi-lagi menjadi kolateral dalam perang yang tak pernah mereka pilih. Di Tel Aviv, warga berlarian ke tempat perlindungan. Di Teheran, warga berdoa, dan sebagian memandangi langit sambil menunggu balasan.

Balasan pun datang. Jumat malam, Iran meluncurkan lebih dari 100 rudal balistik ke arah Israel, menggetarkan seluruh wilayah hingga burung-burung merpati pun ganti arah migrasi. Dalam pidatonya yang disiarkan serentak di seluruh saluran TV, dan mungkin juga lewat radio galaksi tetangga, Ayatollah Khamenei bersumpah, dengan nada yang setegas puisi perang Persia kuno, bahwa Israel akan menyesal.

Rudal-rudal Iran, menurut IRNA, menghantam kantor Kementerian Keamanan Nasional Israel di Tel Aviv. Ya, kantor yang katanya sangat rahasia tapi ternyata bisa ditemukan di aplikasi peta yang sama yang biasa dipakai mencari tukang kebab. IRGC mengklaim puluhan target hancur. Israel menyangkal, tentu saja, karena dalam perang modern, kebenaran adalah senjata terakhir yang dipakai.

Semetara kita, wak? Penonton setia perang modern yang semakin mirip video game dan sinetron, hanya bisa duduk diam, tertawa getir, sambil bertanya-tanya, siapa yang lebih gila, mereka yang mengirim jet canggih ke udara, atau mereka yang menembaknya jatuh dengan doa dan keberanian?

Perang tak pernah logis. Tapi kali ini, ia begitu absurd hingga bahkan F-35 pun tak bisa menghindar.

Publisher : Timtas M-86#camanewak

Type and hit Enter to search

Close