Breaking News

Hari Bhayangkara 2025, Kala Robot Menjaga Negeri

Oleh : Rosadi Jamani Ketua Satupena Kalbar

PONTIANAK // Monitor86.com

Hayo..! Duduk yang rapi, ini soal polisi. Lho mau ditangkap karena sering ngopi tak ngajak-ngajak. Ini serius, soal Hari Bhayangkara. Simak narasi ini agar tahu seperti apa kiprah korp baju cokelat, tentu sambil seruput kopi tanpa gula, wak!

Tepat 1 Juli 2025, Indonesia resmi melewati batas tipis antara distopia dan parade kenegaraan. Hari Bhayangkara ke-79 tak lagi sekadar peringatan institusional, ia berubah menjadi opera teknologi, balet logam dan kode, serta pameran kebanggaan nasional dengan rasa sci-fi lokal. Lokasinya tak main-main, Lapangan Silang Monas, Jakarta. Tempat di mana sejarah, ego politik, dan sinyal WiFi bertabrakan dengan kecepatan cahaya.

Presiden Prabowo Subianto hadir. Mengenakan jas kebesaran warna kelabu pudar, yang jika dilihat dari Google Earth tampak seperti tombol “ON” untuk seluruh republik. Didampingi para pejabat tinggi negara, beliau menyaksikan hal yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah Polri, debut Robot Polisi. Benar, robot. Bukan manusia pakai helm dan tali pinggang. Tapi entitas logam bersendi servo yang melirik dengan sensor, bukan perasaan. Sekitar dua lusin robot berbaris, dari humanoid edukatif, robodog yang bisa mendeteksi bahaya sambil selfie, hingga robot penjinak bom yang konon bisa menenangkan bom rakitan sambil membacakan Undang-Undang.

Robot-robot ini bukan imajinasi fiksi. Mereka diperkenalkan sebagai bagian dari fase sosialisasi menuju penggunaan penuh tahun 2030. Satu robot bahkan sempat menyampaikan salam kepada Presiden dengan suara yang nyaris mirip petugas call center. Para hadirin terpukau, antara terpesona dan takut digantikan. Beberapa pensiunan polisi bahkan terlihat gugup, apakah mereka masih bisa bercerita di warung kopi jika nanti penangkap maling adalah USB?

Namun tunggu dulu. Di antara parade sibernetik itu, muncul satu cahaya manusiawi, Brigpol Tiara Nisa Zulbida. Polwan muda ini tampil bukan seperti tokoh figuran, melainkan semacam pahlawan anime yang dilempar ke dunia nyata. Lulusan terbaik Akademi Kepolisian Turki, pernah berpidato di hadapan Presiden Erdogan tanpa takut diserbu kata “politik”, dan lebih hebat lagi, pernah ditugaskan sebagai peacekeeper PBB di Republik Afrika Tengah, wilayah yang bahkan Google Maps pun enggan merekomendasikan untuk dikunjungi. Tiara mendapat penghargaan dari Kapolri hari itu, dan publik pun bersorak, “Masih ada harapan manusia!” sambil menahan air mata dan notifikasi Shopee.

Tema resmi tahun ini, "Polri untuk Masyarakat." Tapi dalam realita quantum sosial kita, kalimat ini bisa dibaca terbalik tergantung niat, “Masyarakat untuk Polri” atau “Polri untuk algoritma.” Presiden dalam amanatnya menekankan pentingnya kedaulatan dan keadilan sosial, seperti mantra nasional yang diulang terus-menerus sampai maknanya jadi seperti senyum customer service, ramah tapi pasrah.

Data resmi menyebutkan bahwa robot-robot ini akan diuji coba di kawasan perkotaan padat mulai akhir 2025, dengan proyek percontohan di Jakarta, Bandung, dan Makassar. Proyek ini kabarnya bekerja sama dengan konsorsium teknologi dari Jerman, Korea Selatan, dan satu perusahaan misterius dari Silicon Valley yang lebih suka disebut “inisiatif etis”. Biayanya dirahasiakan, tentu saja, karena transparansi adalah musuh alami kemegahan.

Mungkin suatu saat nanti, kita akan menulis sejarah bahwa pada 1 Juli 2025, Indonesia resmi masuk zaman baru, zaman robotik moralitas terprogram, di mana algoritma menjadi kitab suci dan update firmware adalah bentuk taubat nasional. Sementara kita yang masih berdaging ini, pelan-pelan belajar berdialog dengan metal, sambil berharap bahwa pelindung hukum masa depan tidak nge-lag saat membaca niat baik kita.

Ketika semua ini terjadi di Monas, simbol kejantanan nasional yang menjulang tinggi dan terang, kita tahu bahwa simbolisme tetap penting. Bahwa dalam negara modern, mitologi bukan lenyap, tapi berganti rupa, dari keris jadi chip, dari mantra jadi kode, dari ilusi menjadi kenyataan virtual.

Selamat Hari Bhayangkara ke-79. Polisi makin canggih. Tapi jangan lupa, rakyat makin cemas.

Publisher : Krista#Camanewak

Type and hit Enter to search

Close