Sintang ,Kalbar — Monitor86.com
Warga Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, mengeluhkan melonjaknya harga gas elpiji 3 kilogram bersubsidi menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Di tingkat pengecer, harga gas melon dilaporkan menembus Rp60 ribu hingga Rp70 ribu per tabung, jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Keluhan tersebut ramai disuarakan warga melalui media sosial. Mereka menyebut gas elpiji 3 kg yang seharusnya menjadi energi murah bagi rumah tangga kecil justru sulit dijangkau akibat harga yang melambung tinggi. Kondisi ini dinilai sangat memberatkan masyarakat, terutama menjelang hari besar keagamaan.
Lonjakan harga di Serawai melengkapi tren kenaikan harga elpiji 3 kg di wilayah lain di Kabupaten Sintang. Sebelumnya, harga gas melon di beberapa kecamatan dilaporkan berada di kisaran Rp38 ribu hingga Rp45 ribu per tabung, yang juga sempat memicu keresahan masyarakat.
Warga Serawai turut mengaitkan mahalnya harga gas dengan buruknya kondisi infrastruktur di wilayah mereka. Jalan berlubang, berlumpur, serta jembatan yang rusak dan tidak layak pakai disebut menghambat distribusi kebutuhan pokok. Akibatnya, ongkos angkut meningkat dan berdampak langsung pada harga barang di tingkat konsumen, termasuk elpiji 3 kg.
Kondisi di lapangan ini berbanding terbalik dengan klaim pemerintah daerah. Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Sintang menyatakan stok dan harga elpiji 3 kg menjelang Natal dan Tahun Baru dalam kondisi aman dan stabil, dengan HET berkisar Rp14.500 hingga Rp19.000 per tabung sesuai ketentuan provinsi.
Namun, fakta yang diungkap warga Serawai menunjukkan adanya selisih harga yang sangat tinggi. Hal ini memunculkan dugaan lemahnya pengawasan distribusi, serta potensi praktik percaloan dan “mafia gas” yang sebelumnya juga pernah disorot di wilayah Sintang kota.
Dalam unggahan mereka, warga bahkan secara terbuka “memanggil” anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Kalimantan Barat, Bala Ronny, dan mendesak adanya solusi konkret. Warga menyindir agar para pejabat tidak sekadar diam, sementara masyarakat harus menanggung beban mahalnya kebutuhan dasar.
Masyarakat berharap pemerintah segera melakukan pemerataan suplai elpiji 3 kg, menggelar operasi pasar dengan harga sesuai HET, serta mempercepat perbaikan jalan dan jembatan di Serawai agar distribusi gas dan sembako kembali normal, khususnya menjelang perayaan hari besar keagamaan.
Pengamat dan tokoh masyarakat menilai persoalan lonjakan harga gas dan buruknya infrastruktur di Serawai bukan sekadar soal kenyamanan. Kondisi ini dinilai berpotensi memicu inflasi lokal dan mengganggu keberlangsungan usaha kecil yang sangat bergantung pada elpiji 3 kg.
Kasus Serawai pun dianggap sebagai alarm bagi pemerintah daerah maupun pusat untuk mempercepat penerapan kebijakan “satu harga” LPG 3 kg serta memperketat pengawasan distribusi, agar subsidi benar-benar dirasakan masyarakat bawah, bukan justru dinikmati oleh jaringan spekulan.
Publisher : DEDE BLACK

Social Footer