Breaking News

Pidato Jam Dua Subuh, Prabowo Siap Mati Demi Berantas Korupsi

Oleh : Rosadi Jamani Ketua Satupena Kalbar

Sebelumnya kita kritik keras Prabowo soal status bencana nasional, dan Papua mau disawitkan. Kali ini, boleh kita puji. Nuan, bayangkan jam dua subuh, di saat kita sedang ngorok, Prabowo masih jalankan tugas negara. Simak narasinya sambil seruput Koptagul, wak!

Pukul dua dini hari, ketika yang lain sudah terkapar di kasur empuk, Presiden Prabowo Subianto justru segar bugar menjalankan tugas negara. Bukan tugas receh seperti tanda tangan map warna-warni, tapi berdiri gagah di Kejaksaan Agung, menatap gunungan uang Rp6,6 triliun sambil berpidato berapi-api. Jam dua subuh, wak. Jam sakral bagi mi instan, renungan hidup, dan kegalauan eksistensial. Tapi bagi Prabowo, itu jam emas untuk menantang korupsi dan memberi pesan pada dunia, negara ini bahkan tidak tidur demi melawan memberantas tikus gorong-gorong.

Di saat rakyat sedang memeluk bantal dan cicilan, Prabowo datang sekitar pukul 02.00 WIB pada Rabu, 24 Desember 2025. Ia melangkah ke Gedung Jampidsus Kejaksaan Agung seperti tokoh utama film epik yang sengaja muncul di adegan paling tidak masuk akal. Di lobi, uang Rp6,625 triliun ditumpuk setinggi kurang lebih dua meter, pecahan Rp100 ribu semua, dibungkus plastik bening, merah menyala, lebih dramatis daripada dekorasi Lebaran. Itu bukan sekadar uang, itu puisi visual tentang dosa yang akhirnya pulang ke kas negara.

Prabowo lalu berpidato. Bukan pidato basa-basi. Ini pidato orang yang kelihatannya lupa, tubuh manusia butuh istirahat. Ia bicara tentang korupsi sebagai kebocoran darah bangsa. Tentang negara yang bisa kolaps jika kekayaannya terus mengalir keluar. Tentang ancaman kekuatan asing yang ingin mencuri sumber daya alam Indonesia. Dengan nada tanpa kompromi, ia menyatakan siap mati demi rakyat Indonesia. 

“Kalau badan manusia tiap hari bocor sekian cc, badan itu kolaps. Negara sama” tegasnya. 

“Kalau saya bicara kekuatan asing, saya diketawain, saya tidak peduli. Saya dipilih, saya dilantik oleh rakyat Indonesia, saya akan mati untuk rakyat Indonesia”. Luar biasa pidato beliau.

Data tentu tidak main-main. Dari Rp6,625 triliun itu, sekitar Rp2,34 triliun berasal dari denda administratif kehutanan yang ditagih Satgas Penertiban Kawasan Hutan. Sementara Rp4,28 triliun lainnya adalah hasil sitaan perkara korupsi yang ditangani Kejaksaan RI. Ini bukan angka khayalan motivator. Ini uang nyata yang membuat kalkulator berkeringat. Uang yang dikembalikan setelah negara bertahun-tahun dicopeti dengan sopan.

Malam itu juga dipamerkan prestasi yang bikin target malu sendiri. Dalam 10 bulan, Satgas PKH berhasil menguasai kembali kawasan hutan dan perkebunan seluas 4.081.560,58 hektar, lebih dari 400 persen target awal. Nilai indikasi lahannya lebih dari Rp150 triliun. Dari luas itu, 2.482.220,343 hektar sudah diserahkan, termasuk 1.708.033,583 hektar kebun sawit yang dikelola PT Agrinas Palma Nusantara, 688.427 hektar kawasan konservasi untuk dipulihkan, dan 81.793 hektar Taman Nasional Tesso Nilo yang akan dihijaukan kembali. Bahkan hutan pun akhirnya dapat kesempatan kedua.

Para pejabat lengkap hadir, Jaksa Agung ST Burhanuddin, Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa, Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, dan lainnya, berdiri seperti saksi sejarah bahwa negara bisa tegas sambil kurang tidur. Tentu semua ini simbolik, karena uangnya nanti kembali ke rekening negara. Tapi simbol jam dua subuh itu mahal. Pesannya jelas, perang melawan korupsi tidak mengenal jam kantor. Ayah Didit Hediprasetyo ini, dengan segala dramanya, memilih waktu ketika dunia terlelap untuk berkata lantang, negara ini sedang bangun, dan ia di depan, sendirian melawan ngantuk, demi Indonesia.

Negara tidak boleh mengantuk ketika rakyatnya dirampok. Ketika seorang presiden rela berdiri di depan gunungan uang sitaan saat tubuh manusia normalnya menyerah pada kantuk, publik diajak memahami bahwa kejujuran, kedaulatan, dan keberanian memang menuntut pengorbanan, bahkan waktu tidur. 

Sumber foto: inews.co.id 

Publisher : Kris#camanewak

Type and hit Enter to search

Close