Breaking News

Wagub Kalbar Merasa Tak Dianggap, Anak Gubernur Malah Digarap KPK

Oleh : Rosadi Jamani Ketua Satupena Kalbar

Pontianak — Monitor86.com

Saya maunya Kalbar itu terkenal, wow duriannya enak-enak, kopinya the best, kulinernya ngagenin. Lah, yang terkenal malah tiang listrik dicor dengan buah kelapa. Ini satu lagi bikin “supan” (malu) sebagai warga Kalbar. Masa’ gubernur dan wakil gubernur tak akur. “Naseblah, pek..pek!” kata budak Pontianak. Simak narasinya ketidakakuran pemimpin sambil seruput Koptagul, wak!

Tiba-tiba muncul babak baru, Wagub Kalbar, Krisantus Kurniawan, ngamuk. Bukan ngamuk kecil-kecilan macam suara meriam karbit, tapi ngamuk level “tangga Tugu Khatulistiwa ikut bergetar”. 

Sebabnya? Pelantikan Eselon II digelar tanpa koordinasi. Tanpa pemberitahuan. Tanpa rasa hormat.

Seolah-olah beliau cuma ornamen di Pendopo, pajangan di dinding, patung dekoratif yang tidak perlu ditanya pendapatnya. Maka meluncurlah kalimat yang lebih pedas dari sambal Belacan di Siantan, “Saya tidak dianggap. Kalau tetap dilantik, saya tidak mengakui pejabat itu sebagai Eselon II.” Kalau dah tak dianggap, artinya antara ada dan tiada. 

Pontianak langsung gaduh. Sampai burung-burung di atas Rumah Radakng pun seolah ikut menengok.

Tapi ternyata, drama di gedung megah di Jalan Ayani itu belum cukup. Alam politik Kalbar seperti Kapuas yang tak mati-mati, selalu ada arus susulan. Di saat Wagub menggugat “tidak dianggap”, kabar lain muncul dari jalur berbeda, jalur hukum, jalur KPK yang membuat suasana makin mirip lanjutan episode sinetron epik berjudul “Kalimantan Barat: The Untold Saga”.

KPK memanggil Arief Renaldi, anak Gubernur Kalbar. Bukan sebagai tersangka, bukan sebagai terdakwa, tapi sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi peningkatan jalan di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mempawah. Pemeriksaannya berlangsung Kamis, 4 Desember 2025, di Polda Kalbar. Yang dipanggil bukan satu, bukan dua, tapi tiga orang: Arief Renaldi, seorang ibu rumah tangga bernama Emma Suhartini, dan seorang karyawan swasta Istiqomah Iskandar. KPK, lewat Juru Bicaranya Budi Prasetyo, mengonfirmasi semuanya.

Publik Bumi Khatulistiwa pun bertanya-tanya. Wah, di satu sisi Wagub marah karena “tidak dianggap”. Di sisi lain, KPK sedang menganggap anak Gubernur cukup penting untuk diperiksa. Alam seperti sedang memainkan simfoni ironi.

Seolah-olah, hantu kuntilanak yang biasa nangkring di jembatan Kapuas I sedang tertawa pelan melihat semuanya. Dari atas sana, ia sudah terlalu sering menyaksikan pejabat marah, pejabat dilantik, pejabat diperiksa, proyek jalan dipermasalahkan, aspal yang seharusnya mengeras malah retak lebih cepat dari kepercayaan publik.

Sekarang, semuanya datang dalam satu paket lengkap. Pelantikan tanpa koordinasi, Wagub yang merasa dipinggirkan, dan anak Gubernur yang harus datang memberi keterangan soal proyek jalan yang lebih berliku dari jalan menuju Kubu Raya saat musim hujan.

Pontianak tak pernah kekurangan cerita. Kadang legenda Kuntilanak lebih masuk akal dari birokrasi. Kadang Sungai Kapuas lebih jujur dari manusia-manusia yang berdiri di tepinya.

Yang jelas, badai ini belum selesai. Wagub masih dendam karena “tidak dianggap”. KPK masih memeriksa siapa saja yang punya jejak dalam proyek jalan Mempawah. Sementara rakyat, sebagai penonton setia, cuma ingin satu hal, jalan yang tidak berlubang dan pemimpin yang tidak berlaga.

Tapi ya begitulah, wak. Di Kalbar, jalan pun bisa berujung pada politik, dan politik bisa berujung pada meja penyidik. Sisanya? Kita tunggu apakah bab berikutnya akan setenang Sungai Kapuas di pagi buta…atau segaduh Pontianak di jam pulang kantor.

Burung enggang ikut memandang

Kapuas pagi tampak tenang

Wagub Kalbar sedang meradang

Pelantikan eselon ia tak dipandang


Kopi Koptagul harum sekali

Pontianak riuh sepanjang hari 

Anak Gubernur diperiksa sebagai saksi

KPK terus mencari pelaku korupsi


Jalan Siantan rusak tak digarap

Khatulistiwa diam menahan bising

Wagub bilang dirinya tak dianggap

Warga Kalbar pusing macam gasing


Foto Ai hanya ilustrasi


Publisher : Kris#camanewak

Type and hit Enter to search

Close